0 comments

Hujan dari Jendela

Published on Monday, 21 January 2019 in

Lombok Tengah, Januari 2019

Masih musim hujan, tak ada wangi bunga kopi yang biasanya mekar di belakang rumah. Hanya daun-daunnya yang sepanjang hari tadi basah. Dari pagi gerimis lembut menyiram pepohonan dan tanah sampai kuyup. Aku suka sekali membuka jendela kamar kalau hujan. Aku suka bau air dari awan, tanah basah, suara gemericiknya ke bumi, juga segarnya pepohonan yang seakan dimandikan langit.

Aku selalu suka menanyakan kabar. Halo kamu, baik? Saat ini kamu di mana?
Aku, juga selalu suka bercerita, meski kamu juga tidak bertanya. Saat ini aku sedang diliburkan panjang. Tahun-tahun sebelumnya, aku menghabiskan waktu dengan pekerjaan, sampai menemukan jenuh. Hingga aku putuskan untuk bekerja di satu tempat, dengan gaji yang cukup untuk makan dan jalan-jalan di dalam pulau. Tapi, kontraknya diputus sepihak akhir tahun kemarin. Iya, aku diberhentikan sepihak, untuk diterima kembali beberapa bulan ke depan dengan status yang berbeda.
Semuanya tidak terencana. Aku tidak pernah berpikir jauh-jauh di masa lalu, akan menjadi pegawai negara.



Dan saat ini, aku terjebak diam di rumah, sebagai kakak rumah tangga: memasak, menyapu, mencuci, dan tidur lebih lama dari biasanya, juga memperbaiki banyak hal lebih banyak dari biasanya.

Aku lupa, dan lambat tersadarkan.
Aku lupa mempersiapkan diri untuk jadi madrasah terbaik bagimu nanti. Aku terlalu sibuk dengan mimpiku sendiri. Aku sibuk dengan perjalananku sendiri. Kita bahkan belum Allah pertemukan, belum tentu juga dipertemukan, pun entah kapan bisa dipertemukan: setahun, dua tahun, tiga tahun? Wallahua'lam..   
Tapi kamu tahu, Nak? Bahkan saat ini pun, aku tetap mendoakanmu, agar di masa depan, kamu menjadi seseorang yang lembut hatinya, menjadi hamba yang Allah cintai, juga mencintai Rabbnya, menjadi bagian kebaikan bagi agama ini.
And I couldn't word for finding a best man to be our Imam. Tapi kasih sayang Allah tak terbatas, aku hanya harus lebih banyak meminta..

Semoga suatu hari kita bisa menyaksikan hujan yang sama, dari jendela yang sama.

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Hujan dari Jendela"