Dini hari, Senin Desember 2018
Aku tidak menghitung tahun-tahun yang berlalu. Aku bahkan tidak persis ingat, kapan Desember terakhir waktu itu. Tidak, tentu aku selalu baik saja. Aku melakukan setiap hal yang aku mau. Aku berada pada tempat, yang membuatku nyaman. Aku mendapatkan apa yang aku perjuangkan dan semogakan, kecuali.. kecuali beberapa hal, yang memang tidak ditakdirkan untukku. Dan aku baru memahami, rumitnya suatu keikhlasan.
Tapi pada akhirnya, skenario Allah selalu indah, bukan? Butuh waktu yang tidak sebentar, untuk memahami ini, bahwa hanya-kepadaNya seluruh mahluk bergantung. Aku jatuh pada titik, di mana semua hal yang rasanya aku miliki dan raih, sama sekali tak ada artinya, semu. Sampai aku memutuskan untuk berhenti sejenak, melepaskan semua hal yang pernah jadi mimpi. Aku bertanya pada diriku sendiri, apa yang aku mau, apa yang aku cari, apa yang aku butuhkan?
Hai, aku baik saja. Alhamdulillahialakullihal. Aku bahagia, membaca cerita baik tentang semua orang. Saat ini, ataupun waktu yang lain. Apapun keadaannya, ridho Allah adalah yang utama. Aku sedang melihat diriku sendiri, terdiam, bertanya berulangkali, sudahkah setiap hal yang aku tuju, hanya-kepada Allah semata? Atau justru ada tujuan yang lain? Entahlah..
Kita pun paham, hanya setiap hal yang diniatkan karena-Nya yang akan kita bawa pulang. Aku sendiri, masih menata hati, untuk itu. Mungkin ini kenapa, Allah menempatkan kita pada cerita seperti ini.
Cerita yang pada akhirnya berbeda, untuk ending yang sama, "menemukan & ditemukan-Nya".
Semoga bahagia.
*
"Dimanakah letak bahagia?
Ia terletak pada hati, yang selalu ridho terhadap seluruh keputusan-Rabbnya (Menjadi Hamba)."
No Response to "Bahagia"
Post a Comment