tag:blogger.com,1999:blog-82718384871298323602024-03-13T21:37:07.951+07:00sedang dalam perbaikantempat dimana isi hati dan pikiran tertumpah-tumpah tak beraturan
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-281704457557479182024-02-08T00:57:00.004+07:002024-02-08T01:02:15.997+07:00Makkah dan MadinahAku ingat baik-baik, tentang Mekkah dan Madinah. Beberapa tahun setelah itu, aku ingin sekali ke sana, tapi tentunya, aku tidak ingin mengunjunginya sendirian. Kau tahu, Allah mengabulkan setiap ingin yang aku bisikkan ke bumi. Beberapa bulan yang lalu, Allah memenuhi satu lagi mimpiku: mengunjungi Mekkah dan Madinah, dengan yang tercinta… anak-anak juga ayahnya.<div><br /></div><div>Perjalanan yang benar istimewa. Aku disambut dengan keramahan Madinah. Rasanya seperti pulang ke rumah. Rasanya seperti seringkali sebelumnya aku ke kota ini. Aku tidak paham bagaimana. Tapi aku melangkah tanpa bingung arah, sedikitpun. Aku pun dijamu orang-orang Madinah. Mereka mengantarkan bubur bayi untuk si bungsu, makanan, kurma segar, anggur juga bakso Madinah, setiap hari. Iya, sebagian dari mereka temannya ibu, yang menyambut kami di sini.</div><div><br /></div><div>Teman ibu, tinggal di Madinah sudah puluhan tahun. Beliau seorang muthowwif yang biasa menemani jemaah umroh ke raudhah. Sepulang dari raudhah setiap pagi, beliau menjenguk kami di hotel: membawakan makanan untuk kami termasuk untuk bayi kami. </div><div><br /></div><div>Raudhah, jadi salah satu kepingan cerita spesial untukku dan bayiku. Di saat jemaah pada umumnya dibatasi waktu di raudhah, kami tidak. Begitu memasuki raudhah, dilihat menggendong bayi, askar mengarahkanku ke pojok dekat mimbar baginda rasul. Berjam-jam kami duduk, menidurkan si bayi, menyusuinya, sampai dia bangun lagi. Kami pun keluar raudhah saat muthowif menelfon mencari kami, karena kami berdua terpisah dari rombongan pagi itu. Kemudian sorenya, si sulung dan ayahnya giliran ke raudhah, didampingi tuan guru.</div><div><br /></div><div>Seminggu kami habiskan hari-hari di Madinah, sampai kami melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Sedih dan haru sekali sore itu, meninggalkan Madinah rasanya seperti pamit pergi lama dari rumah. </div><div><br /></div><div>dan Mekkah, labbaik Allahumma umrah.. </div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8_tLz-z9p9ZiZonOFWKXE890sM7OXAW03i-0YAKZmRZCNHxzoevHRyLv5Rid7ltEiVGDuTUHVGLr_BGhqtRpzZ9ph2_bNNUXkn5Sm28hy6dj7wAYi3FguUoh2t7Op1-SEDu5jSDzkmkPCLrJ3_hiTWMv9Rz_m3L9I85WtxelpYKElJRBIOGYioiNP/s1472/35575594-4C32-4774-91E8-325641AD74AD.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1472" data-original-width="828" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8_tLz-z9p9ZiZonOFWKXE890sM7OXAW03i-0YAKZmRZCNHxzoevHRyLv5Rid7ltEiVGDuTUHVGLr_BGhqtRpzZ9ph2_bNNUXkn5Sm28hy6dj7wAYi3FguUoh2t7Op1-SEDu5jSDzkmkPCLrJ3_hiTWMv9Rz_m3L9I85WtxelpYKElJRBIOGYioiNP/s320/35575594-4C32-4774-91E8-325641AD74AD.jpeg" width="180" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>*</div><div><br /></div><div>Tentang mimpi dan cinta. Tidak ada yang berubah. Juga tentang Mekkah dan Madinah. Kau tak pernah tahu bahwa jauh sebelum ini, aku selalu menulis mimpi-mimpi. Kau tak pernah memahami, bahkan jauh sebelum ini. Aku harus tetap melangkah sendirian sebelumnya, sampai Allah kemudian menghadirkan orang-orang istimewa yang pada akhirnya, menemani, menyempurnakan, tidak meninggalkan. Dengan mereka, aku mewarnai mimpi-mimpi, juga cinta 💕.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-91653088523140189612023-12-06T00:19:00.003+07:002024-02-08T01:00:54.569+07:00Menjadi Ibu<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div> Mataram, bulan Maret 2023<p></p><p>Menjadi ibu dari anak-anak kita adalah salah satu mimpi terbaik yang pernah tertulis. Aku tidak pernah tahu sebelumnya, bahwa akhirnya aku akan benar-benar menjadi ibu. Tidak mudah, menyakitkan dan melelahkan pada tiap tahapannya. Tapi keseluruhannya menyenangkan, menyambut tangis pertama anak kita pada detik-detik pertama lahirnya ke bumi. Pipiku sempat basah saat itu. Saat melihat anakmu, anakku untuk kali pertama. Dia tumbuh menjadi anak laki-laki cerdas, istimewa, senyum tawanya.. sepertimu.</p><p>Tahun-tahun berlalu rasanya cepat sekali. Aku melihat diriku sendiri di cermin, lantas aku selalu bertanya, kemana aku yang dulu? Aku yang dulu, aku yang ambisius: menghabiskan hari-hariku untuk berusaha memenuhi setiap mimpi yang aku tulis satu persatu. Salah satu mimpi itu adalah menjadi ibu rumah tangga yang alhamdulillah sudah Allah jadikan nyata. Tapi kemudian aku dihadapkan pada pilihan-pilihan. Menemani anak-anak setiap harinya membuatku benar-benar sepenuhnya di rumah: hanya beberapa jam di pagi hari untuk mengamalkan ilmu di puskesmas daerah pesisir pantai. </p><p>Kita menyebutnya dengan “kebermanfaatan”. Aku merasa kebermanfaatanku untuk anak-anakku tidak tergantikan dengan siapapun. Kenyataan yang membuatku masih menunda mimpi-mimpi yang lain, salah satunya untuk kembali melanjutkan sekolah. Hal yang sama, pun pada suamiku. Beliau masih menunda kembali melanjutkan sekolah lagi karena merasa bahwa kebermanfaatan nya untuk anak-anak kami, tidak tergantikan saat anak-anak masih dalam golden period nya. </p><p>Pada akhirnya, kami sepakat untuk mengisi hari-hari dengan sebisa mungkin mengoptimalkan waktu bersama anak-anak, selepas menunaikan kewajiban kami mengamalkan ilmu. Kami sepakat berusaha menulis setiap waktu yang kami lewati bersama anak-anak dengan kenangan istimewa yang insyaAllah tidak akan mereka lupakan sampai mereka dewasa nanti.</p><p>*Beberapa bulan berlalu sampai melengkapi draft tulisan ini,</p><p>Allah pun membawa langkah kami dan anak-anak ke kota paling indah di bumi.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi39C4Xn50dN6cQ75dxaJLvjCf9R9GPU3dWMrGbFeGVI59aW9U1cu_R4dK-wnH-rjRydRVT_5A-b5ACHKfnUCH2wsxv1N3Dd7nVeMxEBKrn-IwfXg2aQ1_69YSxhwa8MFb5imO5iU-0TlyEwBdY2vieCZSWG0LK9-ZbN2FkiN-e3ecEzLn4CmHcuzJF/s4032/82A1F592-13B6-4AE0-8B73-D5D7119AFDE8.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi39C4Xn50dN6cQ75dxaJLvjCf9R9GPU3dWMrGbFeGVI59aW9U1cu_R4dK-wnH-rjRydRVT_5A-b5ACHKfnUCH2wsxv1N3Dd7nVeMxEBKrn-IwfXg2aQ1_69YSxhwa8MFb5imO5iU-0TlyEwBdY2vieCZSWG0LK9-ZbN2FkiN-e3ecEzLn4CmHcuzJF/s320/82A1F592-13B6-4AE0-8B73-D5D7119AFDE8.jpeg" width="240" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-13131347411297153362022-07-27T00:17:00.002+07:002022-07-27T00:17:21.547+07:00Doa dari Masalalu<p>Satu tahun, dua tahun, tiga tahun sampai akhirnya, sepuluh tahun, sebelas tahun. Kita menua, berkembang, berubah sampai pada titik dimana kita pun menemukan seseorang yang dalam DNA nya terdapat kode genetik kita. Seseorang yang menjadikan kita sebagai orang tua.</p><p>Entah, mungkin pada saat mereka tumbuh nanti mereka barangkali juga akan belajar cara mencintai dari kita. Atau barangkali, mereka menemukan cara dan bahasa mereka sendiri untuk mencintai, dalam sunyi, dalam keindahan setiap untai kata hati yang selalu saja rumit didefinisikan.</p><p>Kita pun tahu, ada jutaan, milyaran, atau mungkin tak terhitung mahluk yang ada di bumi, juga di langit. Tapi entah bagaimana caranya, Allah menjatuhkan hati kita pada tempat yang tidak pernah kita pahami. Ada yang beruntung, jatuh di mana takdir nya ditetapkan, yang kemudian jadi teman hidupnya di bumi, atau bisa jadi juga jadi teman hidupnya sampai di kehidupan yang lain. Ada juga yang beruntung dianugerahi indahnya mencintai sekalipun tidak ditakdirkan menjadi teman hidup di planet ini, mungkin saja di kehidupan yang lainnya nanti. Kita selalu percaya bahwa skenario Allah adalah yang terbaik.</p><p>Aku sendiri, seringkali luput dari rasa kebahagiaan yang bisa disyukuri detik ini. Entah bagaimana, aku lebih suka membaca cerita kemarin sore, merindukan menit-menit bahagia yang sudah terlewati, sampai aku sendiri lupa tentang saat ini. Aku membaca cerita kemarin sore, pipiku basah saat menyadari betapa istimewa nya jalan cerita yang sudah terlalui tanpa sadar tentang indahnya cerita yang sedang berjalan pada saat ini. </p><p>Hei, aku saat ini sudah menjadi seorang ibu dan seorang istri yang juga seorang dokter di puskesmas di daerah pesisir pantai. </p><p>Banyak sekali lelah sampai aku lupa bahwa aku saat ini adalah doa yang kubisikkan ke bumi, sepuluh tahun yang lalu. Allah selalu saja Mahasayang. Aku saja yang selalu gagal paham cara untuk bersyukur.</p><p><br /></p><p><br /></p>Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-40090707654477195802021-07-03T00:01:00.000+07:002021-07-03T00:01:36.018+07:00My LoveMataram, Menuju Minggu Kedua Bulan April 2020<br />
<br />
Assalamualaikum sayang,<br />
Saat menulis ini, bumi sedang dalam pandemi. Kamu baik-baik saja bukan?<br />
Aku, aku tentu saja juga baik-baik jika kamu baik-baik..<br />
<br />
Aku ingin sekali mengenalkanmu pada seseorang yang begitu istimewa. Seseorang, yang tepat setahun lalu untuk pertama kali dalam hidupnya, mengenalkan seorang perempuan pada ibunya. Seseorang, yang setahun lalu, untuk pertama kalinya mendatangi rumah seorang perempuan. Dan betapa beruntungnya menjadi perempuan itu, perempuan yang nantinya akan kau panggil ibu, dan laki-laki itu pun adalah seseorang yang nantinya akan kau panggil ayah.<br />
<br />
Kami berdua dalam kondisi sulit. Pandemi ini mengubah begitu banyak hal, dan tentu saja membuat kami gentar. Bukan karena mengkhawatirkan diri kami sendiri, melainkan mengkhawatirkanmu.. karena kami ingin selalu baik2 saja untuk bisa menemanimu tumbuh besar dan dewasa..<br />
Tapi sesulit apapun, aku bahagia, jika kalian berdua baik saja.<br />
<br />
Anakku sayang,<br />
Ibu mencintai dan merindukanmu, bahkan sebelum kita pernah bertemu.<br />
Kehadiranmu membuatku merasa selalu baik-baik saja. Ada dua jantung yang berdetak dalam tubuhku. Ada dua hati dalam diriku sendiri. Dan separuh hatimu, adalah hati seorang laki-laki istimewa yang sangat aku cintai. Bagaimana cintaku tak tertumpah-tumpah meluap untukmu..<br />
Baik-baik selalu sayang. Kau dan ayahmu, adalah dua kado terindah dalam hidup, yang Allah anugerahkan untuk Ibu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-20309181464661742172019-02-24T23:49:00.000+07:002019-02-24T23:49:21.012+07:00Bukan Seharusnya CintaMataram, 24 Februari 2019<br />
<br />
Tahun berganti. Bumi berubah. Tapi, langit masih tetap sama. Jauh di sana dengan gemerlap bintang-bintang yang berpijar pada pagi dan malam hari. Dan aku, masih di kota ini, belum ingin beranjak kemanapun.<br />
Aku tidak menjadi apa yang aku bisa menjadi. Aku tidak mengejar apa yang dulu aku mimpikan. Aku masih menolak kesempatan-kesempatan.<br />
<br />
Aku sedang sibuk mencari makna, yang belum utuh aku temukan.<br />
Pada akhirnya, setiap mimpi yang dulunya pernah aku ceritakan, berakhir pada pertanyaan, seberapa pentingnya ini? Apakah setiapnya mengantarku lebih dekat pada tujuan hidup? Apakah dengan memperjuangkannya aku bahagia?<br />
<br />
Kita pun selalu paham, betapa baiknya Pencipta. Kita pun sama-sama paham, betapa buruk rasanya suatu kehilangan. Tahun hanyalah angka yang ternyata tidak akan pernah bisa menyembuhkan. Tapi, kita tidak paham, bahwa kadang saat mencintai suatu pemberian dengan berlebihan, pada saat yang sama pula, kita sedang memintanya untuk pergi menjauh, sampai mungkin akhirnya hilang, karena Yang Memberikan tak pernah seharusnya diduakan dengan pemberian-Nya sendiri. Iya, kita seringkali tidak tahu cara berterimakasih pada Rabb kita sendiri. Tidak sekali dua kali melupakan-Nya karena sibuk sendiri dengan pemberian-Nya: pekerjaan, orang-orang yang kita cintai, hal-hal yang kita sukai.<br />
<br />
Maka, kitalah yang bersalah atas setiap kehilangan yang pernah kita lewati, hanya karena kita tidak tahu cara yang tepat untuk menghargai dan mencintai. Ah, semoga kita bisa memaafkan diri sendiri.<br />
<br />
Tapi Allah Mahapemaaf, juga Mahasayang. Setiap kehilangan diganti-Nya dengan pemberian yang jauh lebih indah, jauh lebih istimewa saat kita mulai tahu diri.<br />
Suatu pemberian yang menjadi kebahagiaan baru dalam hidupmu, yang kadang membuatmu tertawa haru, betapa luas dan lembut kasih sayang-Nya.<br />
<br />
Bukan tahun-tahun yang menyembuhkan, melainkan hanya kasih sayang-Nya.<br />
<br />
Semoga. Semoga aku tidak lupa cara yang tepat untuk mencintai setiap kebahagiaan baru yang Allah beri. Dengan ini, aku tidak akan pernah kehilangan lagi.<br />
<br />
*<br />
<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-77034066797673006882019-01-23T21:25:00.000+07:002020-03-30T07:25:13.029+07:00Hujan nyaris tidak pernah reda sudah beberapa hari di pulau ini.<br />
Aku melihat wajah langit masih dari balik jendela yang sama, dengan secangkir cokelat hangat, dan buku berwarna biru. Sesekali hawa dingin menyiram wajah. Aku mendongak melihat dedaunan yang menari dengan angin. Kemudian kembali membaca buku biruku.<br />
<br />
Kau tahu, aku seakan hidup dalam setiap kata-katamu yang dulu. Tuhan memberiku kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya menjalani peranmu beberapa tahun yang lalu: menduga-duga dalam ketidakpastian, memperjuangkan yang meragukan, bertahan dengan segala kebingungan, menolak semua yang datang hanya untuk seseorang yang kita pun tak yakin paham hatinya di mana. Rasanya, aku sedang menghadapi diriku sendiri di masa lalu. Hidup ini lucu, hati kadang mampu membuat kecerdasan logika bertekuk lutut tak tahu arah.<br />
<br />
Entahlah, Tuhan mungkin sedang membuatku paham, bahwa akulah titik salahnya, tidak pernah kamu. Rasanya, seolah Tuhan sedang mendidikku, menjadi yang paling baik dari diriku sendiri. Aku merasa, sedang dipersiapkan untuk hal baru yang akan dititipkan-Nya. Hal yang sangat berarti, tapi aku sendiri belum tahu apa.<br />
<br />
Aku ingin banyak bercerita. Tapi aku tidak bisa menemukan diksi yang cukup untuk bercerita apa adanya.<br />
Mungkin takdirnya memang begini.<br />
Setiap kata, setiap cerita, bahkan bisa menjadi kesalahan berarti.<br />
<br />
*<br />
<br />
Fiksi bulan Januari, 2019.Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-40058907325744255102019-01-21T22:30:00.000+07:002020-03-30T07:26:39.063+07:00Hujan dari JendelaLombok Tengah, Januari 2019<br />
<br />
Masih musim hujan, tak ada wangi bunga kopi yang biasanya mekar di belakang rumah. Hanya daun-daunnya yang sepanjang hari tadi basah. Dari pagi gerimis lembut menyiram pepohonan dan tanah sampai kuyup. Aku suka sekali membuka jendela kamar kalau hujan. Aku suka bau air dari awan, tanah basah, suara gemericiknya ke bumi, juga segarnya pepohonan yang seakan dimandikan langit.<br />
<br />
Aku selalu suka menanyakan kabar. Halo kamu, baik? Saat ini kamu di mana?<br />
Aku, juga selalu suka bercerita, meski kamu juga tidak bertanya. Saat ini aku sedang diliburkan panjang. Tahun-tahun sebelumnya, aku menghabiskan waktu dengan pekerjaan, sampai menemukan jenuh. Hingga aku putuskan untuk bekerja di satu tempat, dengan gaji yang cukup untuk makan dan jalan-jalan di dalam pulau. Tapi, kontraknya diputus sepihak akhir tahun kemarin. Iya, aku diberhentikan sepihak, untuk diterima kembali beberapa bulan ke depan dengan status yang berbeda.<br />
Semuanya tidak terencana. Aku tidak pernah berpikir jauh-jauh di masa lalu, akan menjadi pegawai negara.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-2AanyIF1psg/XEXoFsP26LI/AAAAAAAACa0/JYH0thTJ89EePb7owHy5C_wGlB_9gKF8gCLcBGAs/s1600/IMG_20181222_053952_565.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-2AanyIF1psg/XEXoFsP26LI/AAAAAAAACa0/JYH0thTJ89EePb7owHy5C_wGlB_9gKF8gCLcBGAs/s400/IMG_20181222_053952_565.jpg" width="225" /></a></div>
<br />
<br />
Dan saat ini, aku terjebak diam di rumah, sebagai kakak rumah tangga: memasak, menyapu, mencuci, dan tidur lebih lama dari biasanya, juga memperbaiki banyak hal lebih banyak dari biasanya.<br />
<br />
Aku lupa, dan lambat tersadarkan.<br />
Aku lupa mempersiapkan diri untuk jadi madrasah terbaik bagimu nanti. Aku terlalu sibuk dengan mimpiku sendiri. Aku sibuk dengan perjalananku sendiri. Kita bahkan belum Allah pertemukan, belum tentu juga dipertemukan, pun entah kapan bisa dipertemukan: setahun, dua tahun, tiga tahun? Wallahua'lam.. <br />
Tapi kamu tahu, Nak? Bahkan saat ini pun, aku tetap mendoakanmu, agar di masa depan, kamu menjadi seseorang yang lembut hatinya, menjadi hamba yang Allah cintai, juga mencintai Rabbnya, menjadi bagian kebaikan bagi agama ini.<br />
And I couldn't word for finding a best man to be our Imam. Tapi kasih sayang Allah tak terbatas, aku hanya harus lebih banyak meminta..<br />
<br />
Semoga suatu hari kita bisa menyaksikan hujan yang sama, dari jendela yang sama.<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-68820094426210876322018-12-02T23:52:00.001+07:002019-02-26T10:38:46.364+07:00BahagiaDini hari, Senin Desember 2018<br />
<br />
Aku tidak menghitung tahun-tahun yang berlalu. Aku bahkan tidak persis ingat, kapan Desember terakhir waktu itu. Tidak, tentu aku selalu baik saja. Aku melakukan setiap hal yang aku mau. Aku berada pada tempat, yang membuatku nyaman. Aku mendapatkan apa yang aku perjuangkan dan semogakan, kecuali.. kecuali beberapa hal, yang memang tidak ditakdirkan untukku. Dan aku baru memahami, rumitnya suatu keikhlasan.<br />
Tapi pada akhirnya, skenario Allah selalu indah, bukan? Butuh waktu yang tidak sebentar, untuk memahami ini, bahwa hanya-kepadaNya seluruh mahluk bergantung. Aku jatuh pada titik, di mana semua hal yang rasanya aku miliki dan raih, sama sekali tak ada artinya, semu. Sampai aku memutuskan untuk berhenti sejenak, melepaskan semua hal yang pernah jadi mimpi. Aku bertanya pada diriku sendiri, apa yang aku mau, apa yang aku cari, apa yang aku butuhkan?<br />
<br />
Hai, aku baik saja. Alhamdulillahialakullihal. Aku bahagia, membaca cerita baik tentang semua orang. Saat ini, ataupun waktu yang lain. Apapun keadaannya, ridho Allah adalah yang utama. Aku sedang melihat diriku sendiri, terdiam, bertanya berulangkali, sudahkah setiap hal yang aku tuju, hanya-kepada Allah semata? Atau justru ada tujuan yang lain? Entahlah..<br />
Kita pun paham, hanya setiap hal yang diniatkan karena-Nya yang akan kita bawa pulang. Aku sendiri, masih menata hati, untuk itu. Mungkin ini kenapa, Allah menempatkan kita pada cerita seperti ini.<br />
Cerita yang pada akhirnya berbeda, untuk ending yang sama, "menemukan & ditemukan-Nya".<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-DA_2T9qPUuU/XAQOG9nI-wI/AAAAAAAACZc/DDVpxV7PRHU_3Kn6G9O3gB74zXU3DeLUQCLcBGAs/s1600/IMG_20181126_161200_275.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-DA_2T9qPUuU/XAQOG9nI-wI/AAAAAAAACZc/DDVpxV7PRHU_3Kn6G9O3gB74zXU3DeLUQCLcBGAs/s320/IMG_20181126_161200_275.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Semoga bahagia.<br />
<br />
<br />
*<br />
<br />
<br />
"Dimanakah letak bahagia?<br />
Ia terletak pada hati, yang selalu ridho terhadap seluruh keputusan-Rabbnya (Menjadi Hamba)."<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-56779836671098154852018-11-16T22:36:00.001+07:002020-03-30T07:28:16.844+07:00Lombok Tengah, November 2018<br />
<br />
Ini malam Sabtu. Langit mendung, belum hujan. Banyak serangga masuk ke rumah. Mungkin karena kemarin pagi, di luar mereka juga kehujanan. Mungkin juga rumahnya kebanjiran.<br />
<br />
Kau paham, aku selalu menulis setiap perubahan hidup di sini. Sebagian terpublish, sebagian lagi tersimpan jadi rahasia. Kau juga paham sejak dulu, aku ingin jadi ibu rumah tangga, juga ingin belajar banyak hal: melanjutkan sekolah, dan ini dan itu.. Tidak, tidak, sampai saat ini aku tidak punya niatan melanjutkan pendidikan spesialis.<br />
<br />
Aku bingung sendirian. Mungkin ini yang namanya life blocking. Saat semua hal yang aku inginkan, terkunci pada satu titik, dan titik itu adalah menemukan & ditemukan. Kau tahu, aku bertemu dengan puluhan orang yang berbeda setiap harinya. Tapi mereka sepertinya, bukan kamu salah satunya.<br />
<br />
Aku mulai kenyang dengan pertanyaan "kapan sekolah & menikah."<br />
<br />
Aku melewatkan banyak kesempatan baik. Aku juga tidak paham, ini benar atau tidak. Aku takut Allah tidak ridho jika aku pergi & tinggal jauh sendirian, tanpa keluarga. Sampai aku memutuskan untuk sepenuhnya menunggu di sini tanpa menjadi apa-apa, tanpa kemana-mana. Aku mengenal dengan baik diriku sendiri. Aku pun paham, jadi begini adalah hal yang tidak mudah, tidak sederhana.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-EbqGkXt-puQ/XEXnbnzzzXI/AAAAAAAACas/7a46cnFkfu0HsFKBr0pSMbZsCSpdw0RBACLcBGAs/s1600/IMG_20190108_102718_057.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-EbqGkXt-puQ/XEXnbnzzzXI/AAAAAAAACas/7a46cnFkfu0HsFKBr0pSMbZsCSpdw0RBACLcBGAs/s400/IMG_20190108_102718_057.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Entahlah, aku berkali-kali berbisik pada Tuhan dengan mata basah. Bertanya berulangkali pada-Nya tentang setiap pilihan, untuk memutuskan. Tapi jawaban-Nya selalu saja sama.<br />
<br />
Halo kenyataan, aku yakin, skenario Allah selalu baik, saat ini, besok sampai besok lagi. Mungkin aku memang sedang ditakdirkan menunggu, menunggu lanjutan cerita yang Allah buat pada halaman dan waktu yang paling baik.<br />
<br />
Kita pun sama-sama tahu, Allah Mahatahu tentang masa depan, kita tidak tahu. Jadi bukankah tidak ada masa depan yang perlu dikhawatirkan? Allah Mahasayang. Itu sudah lebih dari cukup untuk berprasangka baik atas setiap keadaan<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-90686638685236926172018-09-11T22:42:00.000+07:002018-09-11T22:45:05.030+07:00Tahun Baru1 Muharram<br />
<br />
Tidak terasa, tahun sudah berganti. Udara malam di sini tak lagi mencekam seperti akhir tahun kemarin, meski gempa memang nyatanya belum juga usai.<br />
Mungkin, kami mulai terbiasa hidup satu bulan lebih bersama ribuan gempa. Hanya gempa bermagnitudo lebih dari 6 yang kini menakutkan. Tapi trauma belum juga selesai nyatanya. Puluhan ribu tenda masih memadati hampir seluruh tanah lapang di pemukiman pulau. Aku sendiri, masih tidur di halaman depan rumah.<br />
<br />
Mungkin ini salah satu alasan, semua cerita yang belakangan tertulis di sini masih tertahan di pulau ini, tidak kemana-mana, tidak menjadi apa-apa, tidak sibuk lagi dengan banyak hal. Mungkin, Allah menginginkanku menyaksikan ini semua, merasakan gempa hebat berulangkali, menyaksikan kuasa-Nya yang melenyapkan banyak hal hanya dalam beberapa detik. Aku yakin, Allah sedang mendidik kami di sini, membuat kami paham akan banyak makna. Allah selalu saja Mahasayang, mengajarkan kami satu hal yang selalu rumit untuk dilakukan, "penerimaan". Penerimaan akan hilangnya hal-hal yang sangat berharga bagi hidup kita, di sini: kehilangan rumah, kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga, kehilangan harta, kehilangan..<br />
<br />
Aku tergetar saat pertama kali ke daerah terdampak gempa utama terparah, pagi itu. KLU, rumah-rumah ambruk, jalanan amblas, jembatan rusak, pepohonan besar tumbang, longsoran batu-batu tumpah ke jalan. Banyak pengungsi di bukit yang sulit dijangkau kendaraan. Ada yang beberapa hari tidak makan, mengambil air untuk minum dari sungai. Sebagian dari mereka terluka, tapi tidak memungkinkan untuk turun dari bukit karena isu tsunami saat itu. Lebih-lebih, sulitnya geografis KLU, membuat penyaluran logistik pun rumit. Terluka, kedinginan, kelaparan, kehilangan.<br />
Kau tahu, rasanya tangis ingin tumpah setiap saat.<br />
<br />
Tapi badai pasti berlalu bukan?<br />
<br />
Selamat tahun baru.<br />
<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-17723099187097586122018-08-29T23:49:00.000+07:002020-03-30T07:29:16.805+07:00FajrSatu, <div>
dua<br /><div>
tiga, </div>
<div>
empat</div>
<div>
lima..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku berhitung sendirian,</div>
<div>
menyangka setiap detik akan menghapus setiap cerita lama </div>
<div>
yang disimak alam..</div>
</div>
<div>
Tapi aku selalu salah besar,</div>
<div>
Kesalahanku tentang menyangka,</div>
<div>
membelenggu setiap langkah dan keinginanku sendiri</div>
<div>
untuk pergi sejauh mungkin,</div>
<div>
ke tempat baru,</div>
<div>
ke cerita baru yang penuh warna..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak, aku tidak pernah ingin menemukanmu sekali lagi,</div>
<div>
Karena pada kehidupan lain pun, kau punya cerita sendiri yang</div>
<div>
kau jalani..</div>
<div>
dan aku bangga melihat setiap hal baik padamu..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kemarin, di sini bencana besar</div>
<div>
Minggu malam, saat itu mencekam</div>
<div>
Beberapa detik, gempa besar meruntuhkan</div>
<div>
Dalam sekejap, banyak orang kehilangan rumah, </div>
<div>
harta, pekerjaan, dan orang-orang yang dicintainya..</div>
<div>
Pulau ini gelap seketika</div>
<div>
Air pantai naik di beberapa tepian pulau,</div>
<div>
Semua orang panik karena kabar potensi tsunami gempa malam itu..</div>
<div>
Puluhan ribu orang memadati jalan raya, berhamburan, menangis, bertakbir, berteriak</div>
<div>
Menjauhi pantai.. berlarian mencari bukit dan titik tinggi..</div>
<div>
Meninggalkan semua yang terjebak reruntuhan.. </div>
<div>
Aku berdiri di depan rumah, tak bergerak kemanapun,</div>
<div>
Aku melihat langit, lekat..</div>
<div>
Tak ada cahaya terang..</div>
<div>
Untuk pertama kalinya setelah begitu lama, aku memahami bagaimana rasanya </div>
<div>
ketakutan..</div>
<div>
Gemuruh gempa susulan, </div>
<div>
kaca-kaca jendela yang bergetar hebat, teriakan semua orang sepanjang malam..</div>
<div>
Aku sangat merindukan matahari.</div>
<div>
Aku ingin segera pagi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku baru menyadari, kehidupan di sini semu.</div>
<div>
Aku tak memiliki apapun,</div>
<div>
tidak keluargaku, tidak juga rumahku,</div>
<div>
tidak juga siapapun.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-49579183960691536552018-05-20T23:57:00.000+07:002018-05-21T09:10:18.953+07:00Matahari: Mata dan CahayaRamadhan, Lombok Tengah 2018<br />
<br />
Ramadhan tahun ini Indah.<br />
Bulan melengkung manis di langit barat.<br />
Bintang-bintang berhamburan di selatan.<br />
dan Matahari, masih terbit di tempat yang sama di setiap waktu.<br />
Kota ini banyak berubah.<br />
Tiap sudutnya berwarna.<br />
Tiap tepi laut yang dulunya mendamaikan, sekarang meramaikan.<br />
<br />
Kau paham, bagaimana aku mencintai bintang laut, juga langit jingganya.<br />
Kau tahu, cita-citaku dulu, ingin bekerja di dekat pantai.<br />
Allah selalu Mahabaik.<br />
Tiap doa di masa lalu, jadi kenyataan sekarang.<br />
Aku bekerja di puskesmas kota tua di wilayah pantai sejak awal tahun ini.<br />
Aku, bahagia (?)<br />
<br />
Kau mengerti, bagaimana bagiku, toska jadi warna yang indah.<br />
Adalah warna yang menjadi milik biru, juga hijau, milik bumi, juga langit.<br />
Iya, memang begitu.<br />
Harapan masa lalu, jadi kejutan masa depan.<br />
Sebelum ini, aku bekerja, pada tempat di mana laut toska dan langit senja setiap hari berada di depan mata.<br />
Sepi, damai. Pagi di sana, puluhan burung berhamburan di dekat ombak.<br />
Riuh. Sore di sana, lampu dan obor mulai menyala.<br />
Malam di sana, menawan. Gemerlap lampu dan lampion berbaris di petangnya garis pantai. Beberapa kali ada festival api saat makan malam.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-f8VzBvTiAWE/WwIgHpGiHQI/AAAAAAAACWw/8ABl4VbyXHIVR6mvP_xbAlk4LgRq73EpwCLcBGAs/s1600/IMG_20171124_124531_697.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-f8VzBvTiAWE/WwIgHpGiHQI/AAAAAAAACWw/8ABl4VbyXHIVR6mvP_xbAlk4LgRq73EpwCLcBGAs/s400/IMG_20171124_124531_697.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Aku bertemu banyak orang baru dengan kehidupan berbeda. Beberapa dari mereka tourist guide untuk perjalanan di dasar laut. Aku belajar banyak, tentang bagaimana pentingnya hiu dan karang bagi hidup kita. Tapi pada hari yang lain, aku pergi menginap ke kampung nelayan di pulau yang lain. Shubuhnya aku menyaksikan, hiu yang harusnya dilindungi, dilelang di pasar pantai. Manta, juga mobula bernasib sama. Badannya tergantung di kereta kuda, dipotong-potong, ditukar selembar kertas kucel rupiah. Perahu jangan kira, setiap hari jangkar terlempar ke dasar, merusak entah berapa banyak karang hanya dalam sekejap, karang yang meminta waktu, untuk tumbuh besar ratusan tahun.<br />
<br />
Saat ini? Semua terkesan tidak menyedihkan. Aku masih tetap bisa menghirup segarnya wangi pantai, bersepeda pada lembutnya pasir putih, menyaksikan burung-burung laut yang hinggap di bebatuan laut saat air surut. Meski beberapa karang sudah mati, tak cerah berwarna. Dan semuanya, masih dikatakan baik saja. Hanya masa depan yang paling cerdas membuat kita paham, bagaimana berartinya setiap hal yang luput dari hidup kita.<br />
<br />
*<br />
<br />
Kenyataan ini indah.<br />
Tapi.<br />
Aku lupa,<br />
membuka mata.<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-54194379221455940682016-07-07T21:40:00.000+07:002016-07-07T21:49:45.986+07:00Ramadhan ke SyawalSelepas kepergian Ramadhan, 1437 H<br />
<br />
Kau tahu kenapa aku suka sekali ke pantai?<br />
Kau juga tahu kenapa langit bisa membuatku jatuh cinta begitu hebat?<br />
Tidak, tidak.. Aku mencintai keduanya, karena mereka sama-sama mengajarkanku tentang indahnya takdir dan kesabaran.<br />
Ombak, pasang surut memeluk pasir pada tiap detiknya..<br />
Matahari bergerak terbenam dan terbit setiap harinya..<br />
dan itu semua membuat kehidupan itu ada,<br />
pergi dan datangnya membuatmu bisa tetap bernafas sampai pada detik ini.<br />
Keduanya mengajarkan bahwa kepergian juga adalah takdir yang begitu indah ketika dinikmati.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-1cEESwlmUcg/V35r0HksTlI/AAAAAAAACMM/yuEWZhCsUrIf6LdvnWIYIL-U8LdXekv6wCLcB/s1600/IMG_20160619_002817.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-1cEESwlmUcg/V35r0HksTlI/AAAAAAAACMM/yuEWZhCsUrIf6LdvnWIYIL-U8LdXekv6wCLcB/s400/IMG_20160619_002817.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Ramadhan, juga begitu bukan?<br />
Tenggelamnya matahari pada sore itu, membuat ia datang dengan limpahan kebaikan,<br />
Datangnya membuatmu belajar banyak untuk jadi jauh lebih baik,<br />
dan ketika tugasnya selesai, ia pergi meninggalkanmu bersama matahari yang terbenam..<br />
<br />
Aku, aku ingat saat-saat itu,<br />
detik-detik yang menghunus jantung,<br />
menyesakkan dada,<br />
membuat mata basah berkali-kali,<br />
detik saat yang membuatmu belajar berubah menjadi lebih baik,<br />
ternyata telah menyelesaikan tugasnya pada sore itu,<br />
perlahan beranjak ke kaki barat langit bersama matahari..<br />
dan pada keesokan harinya,<br />
matahari tetap terbit, tapi dengan yang berbeda..<br />
<br />
Hidup,<br />
matahari dan ombak mengajarkan bahwa kepergian juga adalah cara Allah mencintai kita.<br />
Bukankah dengan belajar dari mereka berdua, hidup bisa jadi begitu sederhana?<br />
Kesempatan yang hilang,<br />
harapan yang memudar,<br />
adalah takdir, yang selalu terbaik,<br />
nanti.. sampai nanti lagi..<br />
<br />
tentang penerimaan, iya bukan?<br />
seperti yang Syawal ajarkan..Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-73995381749253902312016-04-11T05:32:00.001+07:002020-03-30T07:32:07.895+07:00Kado Bulan April: 2016Hujan di sini, lebat sekali tadi sore.<br />
Rahmat-Nya tumpah membasahi tiap sudut tanah di sini.<br />
Matahari tak terlihat sama sekali, sama seperti saat senja di bulan yang lain beberapa tahun yang lalu. Senja yang menyaksikan, bagaimana hujan mengalir, menghapus tiap air mata di pipi yang basah, entah karena kekecewaan, kegagalan, atau kehilangan...<br />
harapan.<br />
Senja yang menyaksikan bagaimana salah satu yang paling berharga dalam hidup terbang perlahan, pergi.. meninggalkan. Senja yang menyaksikan bagaimana kamu harus berjuang untuk tetap berusaha mencari jalan yang benar meski harus kehilangan satu mimpi yang memiliki tempat terbesar dalam hidupmu, kehilangan kedekatan dengan orang-orang yang punya tempat sendiri di hatimu.<br />
<br />
Awalnya, semua itu membuat matamu basah berulangkali. Tapi, akhirnya kamu menyadari bahwa Tuhan sedang memelukmu. Sehabis hujan sore itu, Tuhan memberikanmu kado di langit: pelangi-pelangi yang mengikuti ke sudut mana matamu memandang. Tuhan kemudian mengubah tiap pelangi itu menjadi kenyataan yang lebih indah dari setiap mimpimu yang hilang. dan lagi-lagi, matamu basah berulang kali, begitu menyadari bahwa setiap bisikmu ke bumi, dilukiskan-Nya menjadi kenyataan di langit. Tidak ada kebahagiaan yang lebih dari ini, kebahagiaan menyadari bahwa Tuhan yang belum pernah kamu temui, setiap saat memelukmu dengan kasih sayang. Kasih sayang yang menguatkan, kasih sayang yang menghidupkan, kasih sayang yang membangunkanmu saat kamu jatuh tersungkur.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-tO9mes58AWQ/VxRZdHIS1gI/AAAAAAAACBg/DslAp5ay5m8TLyTF2W0ql6Ttlnwb0v-9gCLcB/s1600/428808_467858349899824_706952927_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-tO9mes58AWQ/VxRZdHIS1gI/AAAAAAAACBg/DslAp5ay5m8TLyTF2W0ql6Ttlnwb0v-9gCLcB/s400/428808_467858349899824_706952927_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<b><br /></b>
<b>"Hapuslah air matamu, dengan berbaik sangka kepada Tuhanmu."</b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-32310695859636716152016-03-10T22:40:00.000+07:002016-05-29T22:17:16.648+07:00TerbitMaret yang berbeda, 2016<br />
<br />
Halo, apa kabar?<br />
Tak ada yang berubah, aku selalu berharap kau selalu dalam pelukan kasih sayang Tuhan. Tidak, tidak.. aku berdoa untuk setiap orang. Bukankah doa untuk orang lain pada akhirnya akan membuat para malaikat penjaga juga mendoakan hal yang sama untuk kita sendiri?<br />
Aku.. kabarku jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.<br />
Kau tahu, saat ini aku tak lagi ke pantai saat matahari pergi. Hampir tak pernah lagi.<br />
Tapi, sekarang aku terbiasa menunggu matahari datang. Fajar pada kenyataannya lebih indah dari senja, iya kan?<br />
Itu jadi bagian dari kebiasaan baruku saat ini.<br />
Aku terbiasa membaca pagi-pagi, sebelum terbit matahari. Aku duduk membaca menghadap barat di balkon. Saat menyadari matahari segera datang, aku berbalik ke timur. Sinar merah jingga menyirami tiap huruf yang aku baca, sinarnya berbaur dengan cahaya lampu.<br />
Kau tahu, aku belum pernah sebahagia dan setenang saat-saat ini.<br />
Tuhan menjebakku dalam jalan yang benar.<br />
Ia membuatku mengerti dan melakukan banyak hal yang sebelumnya sulit aku lakukan.<br />
Aku diajari bagaimana caranya bahagia karena orang lain.<br />
Aku diajari bagaimana menjadi bahagia dengan memaafkan.<br />
Aku diajari bagaimana menjadi bahagia dengan mendoakan.<br />
Mendoakan itu begitu sederhana, (tapi... )<br />
Dalam sekejap, tiap yang tak baik di hati pupus seketika.<br />
Kalau tidak percaya, silahkan kamu juga mencobanya..<br />
Doakan setiap orang yang pernah membuatmu kesal, pernah membuatmu marah, pernah membuatmu sedih..<br />
Doakan yang terbaik untuk mereka..<br />
Mereka?<br />
Apa aku salah satunya?<br />
<br />
Aku,<br />
aku juga..<br />
Aku selalu mendoakan yang terbaik..<br />
untukmu, sebelum, juga setelah ini..<br />
sebelum matahari pergi, setelah ia datang lagi..<br />
<br />Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-321147424175316812015-12-04T17:22:00.001+07:002016-05-23T14:28:02.385+07:00Satu dan Nol<div style="text-align: justify;">
Beberapa tahun yang lalu..</div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu gerimis menyentuh pipi. Saya duduk dengan kaki menggantung di tebing pantai. Melepas pandangan lekat ke laut, berusaha menenangkan pundak dari setiap hal yang memberatkannya. Bob Marley, dia benar tentang kekuatan diri kita sendiri. Kita tidak akan pernah tahu seberapa besar kekuatan itu sampai, menjadi kuat adalah satu-satunya pilihan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak pernah tahu sebelumnya, bahwa Senggigi cantik sekali kalau malam. Gemerlap lampu hotel dari puncak sampai kaki bukit sampai bibir pantai seperti bintang-bintang. Aroma jagung bakar bersaing dengan aroma pantai juga bau tanah selepas hujan besar. Untuk beberapa saat, saya berusaha melupakan apa yang sedang saya hadapi. Masalah klasik sebenarnya, bukan masalah besar. Saat itu, saya mendapat amanah untuk mengurus kegiatan regional. Semua persiapan sudah kami lakukan sebenarnya, sejak jauh-jauh hari. Hotel, transportasi, dll nya sudah siap semua. Tapi kemudian, dua hari sebelum hari H hotel tempat acara mendadak membatalkan secara sepihak. Kacaulah semua. Mana mungkin bisa mencari hotel di dalam kota dalam waktu hanya sehari? Saya dan teman saya saat itu membagi diri (haha, kayak bakteri aja membagi diri XD). Dengan dana yang sebelumnya hanya cukup untuk mengadakan acara beberapa hari di hotel kecil yang sederhana di dalam kota, rasanya tidak akan mungkin untuk mencari hotel di Senggigi. Tapi masalahnya, di dalam kota juga sudah tidak ada hotel yang bisa disewa dalam waktu semepet itu dengan dana minim. Ya ampun, apalagi di Senggigi. Tapi, saya sudah tidak punya pilihan lain. Lusa saat itu, ada tamu dari kampus lain yang sudah harus kami jemput di bandara dan kami siapkan tempat menginapnya. Lantas, harus bagaimana?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi akhirnya, ketika kami sudah menyisiri hampir semua hotel dari ujung timur sampai ujung barat Senggigi, jelaslah tidak ada satu pun hotel yang cukup untuk kantong kami XD.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya buntu waktu itu. Malam sudah semakin larut, gerimis belum juga berhenti. Kami menepikan kendaraan. Wangi nasi goreng campur dinginnya malam begerimis membuat perut kami mulai lapar. Kami mampir makan nasi goreng sebentar di tepian jalan Senggigi. Kami makan pelan-pelan dengan penat yang masih memenuhi kepala. Ekspresi kami, meski sudah mulai kenyang, masih kayak zombie.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya benar-benar merasa sudah di ujung tanduk saat itu, tapi.. tetap saja.. Tuhan tidak pernah membiarkan kami jatuh ke dasar. Saat menjadi nol besar, kekuatan kasih sayang-Nya datang menjadi angka satu di depan kami, menggenapkan kami dalam kesempurnaan. Rasa-rasanya, ketika satu kasih sayang itu ada, semakin banyak nol dalam diri kami, maka semakin besar pula nilai itu: 10, 100, 1000..... 00000.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak pernah menyangka sebelumnya, saat kami sudah benar-benar pasrah, salah satu manager hotel berbintang di dekat pantai, menelpon kami. Kami diberikan membayar sepertiga harga :')... dengan fasilitas yang sangat baik. Harga itu sudah mencakup ruangan tempat rapat, kamar, makan, snack, perlengkapan rapat, transportasi gratis juga.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-AJfB1eQOGmU/VzXTraG1-vI/AAAAAAAACE4/6vb-DVzgvPUbI8AV6Aue4gKg_7GTyPY7ACLcB/s1600/Screenshot_2016-05-10-00-08-00_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="288" src="https://3.bp.blogspot.com/-AJfB1eQOGmU/VzXTraG1-vI/AAAAAAAACE4/6vb-DVzgvPUbI8AV6Aue4gKg_7GTyPY7ACLcB/s400/Screenshot_2016-05-10-00-08-00_1.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Allah :'')</div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-88841413530338454712015-09-01T19:47:00.000+07:002016-11-28T19:32:15.660+07:00<div style="text-align: center;">
<b>"Salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pemikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>(Buya Hamka)."</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-27583539363793704642015-03-31T20:57:00.001+07:002016-05-29T12:18:09.390+07:00<b>Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan atasmu pedihnya suatu pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah begitu mencemburui hati yang berharap kepada selain-Nya.<br />
Maka Allah menghalangimu.. agar kau kembali berharap kepada-Nya<br />
(Imam Syafi'i).</b>Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-83689279448872789572015-03-25T21:52:00.002+07:002016-05-23T14:29:26.715+07:00Another Ali<div style="text-align: justify;">
Kemudian waktu pun mendesak kita untuk memilih. Entahlah, mungkin ini adalah pilihan terberat dalam hidup. Aku sendiri tidak tahu, atas dasar apa kita harus memilih? Apakah kita harus menikah dengan seseorang yang baik-baik namun belum pernah membuat kita jatuh cinta? Atau haruskah kita memilih seseorang yang kita cintai tapi...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-DOTDYbKh7-8/VzW7XT8baCI/AAAAAAAACEg/25gDWjgIBdIb5N_aBRBd0qOiTsbctd3HwCLcB/s1600/IMG_20160321_075001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="386" src="https://3.bp.blogspot.com/-DOTDYbKh7-8/VzW7XT8baCI/AAAAAAAACEg/25gDWjgIBdIb5N_aBRBd0qOiTsbctd3HwCLcB/s400/IMG_20160321_075001.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Aku paham, banyak wanita di dunia sebelum ini yang menikah dengan seseorang yang berahlak baik, dekat dengan Rabb-nya, namun seseorang itu, bukanlah yang sebelumnya mereka cintai. Aku bertanya-tanya sendirian, apakah memang harusnya demikian? <br />
Apakah benar yang mereka katakan bahwa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya setelah mereka hidup bersama? <br />
Apakah iya semudah itu? <br />
Bagaimana kalau pada saatnya nanti, mereka kembali dipertemukan pada hari yang lain dengan seseorang yang <strike>masih</strike> pernah mereka cintai? Bagaimana perasaan mereka? Apa yang akan mereka lakukan? Akankah mereka bersikap biasa saja, berpura-pura tidak pernah saling mengenal satu sama lain? <br />
Saya rasa, tak ada satu pun manusia yang bisa mehidup-matikan perasaan.<br />
Kita tak akan tahu apakah perasaan itu, benar-benar sudah pergi.<br />
<br />
Apakah memang iya, kita harus memilih seseorang yang baik agamanya dengan mengabaikan perasaan kita sendiri?<br />
<br />
Tapi bukankah Abu Bakr pun adalah salah seorang sahabat terdekat baginda Rasul yang tak diragukan lagi kebaikan ahlaknya? yang keindahan pengorbanannya nyaris tak tertandingi untuk agama ini? dan Umar ibn Al Khaththab pun, bukankah beliau juga begitu cerdas memahami Islam begitu baik dalam waktu singkat? Tak ada yang meragukan kehebatan pembelaannya tehadap kaum muslimin pada masanya. <br />
Lantas mengapa Rasulullah menolak lamaran keduanya untuk Putri Fatimah dan kemudian memilih Ali?<br />
<br />
Bukankah baik saja tidak cukup? Cerdas, pemberani, mapan, juga bukan alasan.<br />
Bahkan kita sama-sama tahu, mahar pernikahan mereka hanyalah baju besi. Tapi itu semua tidak mengurangi keindahan ceritanya. <br />
<br />
Kita memang tak bisa berbuat banyak. Namun setidaknya kita bisa berharap, berharap untuk bisa menjadi makmum hidup seseorang yang memudahkan surga bagi kita. Seseorang yang membuat kita benar-benar memahami mengapa cinta tak pernah bisa terdefinisi.<br />
*<br />
<br />
<b>Cinta tak pernah meminta untuk menanti.<br />
Ia mengambil kesempatan.<br />
Itulah keberanian.<br />
Atau mempersilakan.<br />
Yang ini pengorbanan (Salim A. Fillah).</b><br />
<br /></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-51095814813493900182015-03-18T00:46:00.000+07:002017-05-29T18:52:09.854+07:00Matahari yang telah reda<div style="text-align: justify;">
<br />
Suatu hari matahari tak muncul lagi di pagi hari, <br />
saat itu aku bertanya-tanya mengapa. <br />
Apa aku bangun kepagian? <br />
Atau langit sedang bersekongkol menggagalkan pertemuan?<br />
Sudah pukul enam, matahari tak kunjung melihatkan tanda. <br />
Bahkan langit tetap hitam dengan bintang-bintangnya. <br />
Aku kembali duduk menunggu matahari.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-hqB4Q2A3Vv0/VzWFfRXcEcI/AAAAAAAACDw/si-lBC9MT2UScaR05oDTeZ6Pmj2tNFudACLcB/s1600/IMG_20160502_184329.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://4.bp.blogspot.com/-hqB4Q2A3Vv0/VzWFfRXcEcI/AAAAAAAACDw/si-lBC9MT2UScaR05oDTeZ6Pmj2tNFudACLcB/s400/IMG_20160502_184329.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Sudah pukul sepuluh dan langit tetap gelap penuh bintang. <br />
Apa matahari benar tidak akan pernah terbit lagi? <br />
Apa benar matahari sudah pergi? <br />
Lalu, aku menyadari bahwa kemarin aku tak sempat memerhatikan senja yang sangat cantik. <br />
Aku tidak tahu bila itu adalah senja terakhir.<br />
<br />
Benar adanya bahwa kita akan merasai betapa berharganya sesuatu <br />
saat sesuatu itu hilang. <br />
Hari ini aku menyadari bahwa aku lupa memberikan salam kepada matahari kemarin sore. <br />
Aku sibuk dengan duniaku sendiri hingga lupa bahwa waktu sudah malam. Aku tidak sempat melihat senja itu tenggelam. <br />
Aku juga tidak sempat menikmati detik-detik perpisahan. <br />
Karena perpisahan itu benar tidak ada kata pamitan.<br />
<br />
Aku duduk, sudah pukul dua belas. <br />
Seharusnya bumi ini menjadi semakin dingin tanpa matahari. <br />
Nyatanya, hatiku lebih dingin dari udara diluar sini. <br />
Aku menyadari sesuatu dan ini terlambat. <br />
Bahwa, segala sesuatu yang aku tunggu bisa saja tidak pernah datang. <br />
Segala sesuatu yang hilang, banyak yang disesalkan. <br />
Bahkan aku tidak sempat mengambil kesempatan.<br />
<br />
Aku kembali ke rumahku. <br />
Berjalan dengan langkah yang hati-hati. <br />
Karena matahari pergi, aku kembali ke rumahku. <br />
Rumah yang terbuat dari kenangan dan masa lalu. <br />
<br />
Kepergian selalu mengajarkan manusia tentang betapa berharganya <br />
waktu memiliki.<br />
<br />
*kurniawangunadi <br />
<br /></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-12978737660855674612013-11-08T17:29:00.001+07:002018-09-29T20:26:49.201+07:00Terapi Kombinasi Furosemid dan Hidroklorotiazid pada Pasien Heart Failure<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Tujuan
primer pengobatan pada pasien <i>heart failure</i> adalah mencegah perburukan fungsi jantung
dengan memperlambat progresi <i>remodelling</i> miokard juga mengurangi gejala-gejala
gagal jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien. Untuk tujuan pertama,
pada pasien dapat diberikan ACE <i>inhibitor</i>, misalnya berupa captopril dan beta-blocker berupa
bisoprolol. Untuk tujuan kedua, diperlukan pengurangan overload cairan dengan diuretik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><b>1</b>. <b>Furosemid </b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<!--[if gte vml 1]><v:oval id="_x0000_s1027"
style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:-273pt;
margin-top:160.8pt;width:82.5pt;height:33pt;z-index:251668480' filled="f"
strokecolor="black [3213]" strokeweight="2.25pt"/><![endif]--><!--[if !vml]--></div>
<span style="height: 48px; left: 0px; line-height: 150%; margin-left: -366px; margin-top: 212px; position: absolute; text-align: justify; width: 114px; z-index: 251668480;"><span style="font-family: inherit;"><img height="48" src="file:///C:/Users/RILNIA~1.SE7/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_s1027" width="114" /></span></span><br />
<div style="font-family: inherit; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Furosemid atau asam 4 kloro-N-furfuril-5-sufamoil
antranilat merupakan salah satu loop diuretik golongan sulfonamide yang
berkerja dengan menghambat reabsorbsi elektrolit Na+/K+/2Cl- di ansa henle
asenden bagian epitel tebal, baik pada korteks ataupun medula renal. Pada
dasarnya, titik kerja furosemid terletak pada transporter Na+/K+/2Cl luminal
ansa henle asenden, atau dengan kata lain, transporter ini merupakan reseptor
furosemid. Transporter tersebut merupakan protein dengan berat molekul 121 kDa
dengan 12 domain. Furosemid terikat pada domain transmembran 11 dan 12,
sementara domain 2, 4 dan 7 berperan mentranspor Na+/K+/2Cl- yang dikode gen
NKCC2 pada kromosom 2. Berdasarkan studi, diketahui bahwa vasopressin dapat
meningkatkan ekspresi transporter tersebut melalui G</span><sub style="font-family: inherit; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0in;">s</span></sub><span lang="IN" style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">α</span><span lang="IN" style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">yang dapat meningkatkan cAMP sebagai elemen regulator
gen NKCC2 sehingga retensi natrium akan meningkat, yang tentunya juga diikuti
dengan peningkatan reabsorbsi air.</span></div>
<br />
<!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t202"
coordsize="21600,21600" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:10.35pt;margin-top:245.55pt;width:243pt;
height:21pt;text-indent:0;z-index:251667456' stroked="f">
<v:textbox style='mso-fit-shape-to-text:t' inset="0,0,0,0">
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoCaption>
<span lang=IN style='font-family:"Times New Roman","serif";
color:windowtext'>Gambar </span><![if supportFields]><span lang=IN
style='font-family:"Times New Roman","serif";color:windowtext'><span
style='mso-element:field-begin'></span><span
style='mso-spacerun:yes'> </span>SEQ Gambar \* ARABIC <span
style='mso-element:field-separator'></span></span><![endif]><span lang=IN
style='font-family:"Times New Roman","serif";color:windowtext'><span
style='mso-no-proof:yes'>1</span></span><![if supportFields]><span lang=IN
style='font-family:"Times New Roman","serif";color:windowtext'><span
style='mso-element:field-end'></span></span><![endif]><span
style='font-family:"Times New Roman","serif";color:windowtext;mso-ansi-language:
EN-US'>. Titik kerja furosemid pada nefron</span><span style='font-size:
12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";color:windowtext;mso-ansi-language:
EN-US;mso-no-proof:yes'><o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Ekspresi transporter Na+/K+/Cl-, juga dipengaruhi oleh
prostanoid renal, yang ekspresinya dapat ditekan oleh PGE</span><sub style="line-height: 150%;">2. </sub><span style="line-height: 150%;">PGE</span><sub style="line-height: 150%;">2 </sub><span style="line-height: 150%;">mengaktifkan reseptor EP</span><sub style="line-height: 150%;">3</sub><span style="line-height: 150%;">
yang menyebabkan penurunan cAMP sehingga ekspresi transporter juga menurun. Hal
ini menjelaskan efek NSAID yang dapat menyebabkan retensi air dan natrium.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Furosemid
terikat kuat pada albumin serum, yang menyebabkan terbatasnya distribusi obat
ini ke jaringan-jaringan tertentu. Terikatnya furosemid pada albumin menahan
furosemid di dalam plasma dan ditranspor ke renal melalui titik sekresi asam organik di tubulus proksimal dengan sekresi aktif lumen, kemudian mengalir menuju segmen
tebal ansa henle asenden.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%;">
<span style="line-height: 115%;">Lima puluh persen
furosemid dieksresikan secara aktif menuju urin dan sisanya terikat pada asam glukoronat
di ginjal sendiri. Rata-rata, dosis paruh furosemid diabsorbsi dalam rentang besar (10-100%). Variabilitas
tersebut menyebabkan sulitnya memprediksi berapa banyak furosemid yang dapat
diabsorbsi oleh suatu pasien sehingga perlu eksplorasi dosis dalam rentang luas
pada satu pasien untuk mengetahui dosis oral yang sesuai. Ini berbeda dengan
bumetanid dan torsemid yang secara penuh dapat diabsorbsi. Penelitian yang
membandingkan efektivitas loop diuretik yang dapat diabsorbsi penuh seperti </span></span><span style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">torsemid
dibandingkan furosemid menunjukkan bahwa pada pasien </span><i style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">heart failure</i><span style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"> yang diberikan torsemid, kualitas hidupnya lebih
baik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Pada
pasien edema dengan heart failure, tidak terjadi malabsorbsi furosemid.
Absrobsinya lambat khususnya pada pasien decomp. Meskipun demikian, jumlah
total yang diabsorbsi sama dengan orang normal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Waktu
paruh bumetanid berkisar sekitar 1 jam, sementara torsemid 3-4 jam, dan
furosemid sendiri intermediet. Dosis interval furosemid yang diberikan biasanya
melebihi durasi waktu di mana furosemid itu sendiri masih dalam jumlah efektif
pada titik kerjanya. Artinya,
terdapat suatu periode, dimana jumlah furosemid dalam jumlah yang tidak adekuat
pada titik kerjanya. Dalam periode ini, nefron secara cepat mereabsorbsi
natrium, yang disebut dengan “<i>rebound sodium retention</i>” atau “<i>braking</i>”.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Pada
volunteer sehat, injeksi furosemid IV 40 mg dapat mengekskresi 200-250 mEq
sodium dalam 3-4 L urin selama 3-4 jam. Artinya, dapat dismpulkan bahwa
furosemid menyebabkan eksresi urin dengan konsentrasi sodium mencapai ½ normal
salin. Ini penting untuk memperkirakan jumlah sodium yang keluar berdasarkan
volume urin yang diekskresikan (</span>Shankar, S. & Brater, C. 2003<b>, </b>Felker, 2011, <span style="line-height: 150%;">Gunawan,
2008 & Dargie, 2011). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<b><span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">2. Resistensi Furosemid<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Terdapat
dua bentuk toleransi terhadap loop diuretik khususnya furosemid, yakni akut dan
kronis. Toleransi akut atau “<i>braking</i>”, terjadi saat pemberian loop diuretik <i>short acting</i> seperti furosemid. Awalnya,
memang terjadi natriuresis saat kadar furosemid cukup untuk memblok transporter
Na+/K+/2Cl-. Tapi, setelah lebih dari 6 jam, kadar furosemid turun di bawah <i>threshold</i>.
Hal ini memicu terjadinya lonjakan retensi natrium post diuretik sebagai
kompensasi natriuresis sebelumnya. Jika
intake natrium tinggi (>100mmol/hari), efek diuretik sebelumnya menjadi tidak
bermakna, bahkan keseimbangan negatif natrium dapat terjadi. Hal ini dapat
diminimalisir dengan intake rendah natrium.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-c6tA-1DGad4/Uny43ZXa8CI/AAAAAAAABik/uGJ3-pKhXEY/s1600/resistensi+LD.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="235" src="https://3.bp.blogspot.com/-c6tA-1DGad4/Uny43ZXa8CI/AAAAAAAABik/uGJ3-pKhXEY/s400/resistensi+LD.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Resistensi Furosemid pada Nefron (Jentzer, et al, 2010)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Berbeda dengan
toleransi akut, penelitian pada tikus membuktikan bahwa terjadi adaptasi
seluler pada pemberian loop diuretik dalam jangka waktu yang lama berupa hipertrofi
dan hiperplasi sel epitel penyusun tubulus kontortus distal pada nefron. Oleh
karena itu, terjadi peningkatan sekresi aldosteron dan peningkatan kemampuan reabsorbsi
natrium yang berobligat dengan air di segmen tersebut sehingga dosis respon furosemid
pun meningkat. Data yang didapatkan secara tidak langsung pada manusia
menunjukkan hasil yang identik dengan data yang didapatkan pada tikus. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hiperplasi dan hipertrofi tubulus kontrotus
distal yang mengarah pada terjadinya resistensi kronis furosemid pada pasien
yang diberikan furosemid dalam jangka waktu yang lama (Wood, 1998, Jentzer, et
al, 2010 &<b> </b>Bruyne, 2003).<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<b><span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">3. Kombinasi Furosemid dan HCT<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Pasien
dengan edema-<i>heart failure</i> dapat
mengalami resistensi terhadap furosemid ataupun loop diuretik yang lainnya jika
pemberian dosis tinggi tidak mengurangi volume ECF secara bermakna yang
ditandai dengan tidak berkurangnya edema, hepatomegali, ataupun JVP. Pasien yang tidak menunjukkan perbaikan yang bermakna dengan pemberian furosemid kemungkinan telah mengalami resistensi. Untuk itu, pemberian kombinasi HCT
dipertimbangkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Beberapa
kombinasi diuretik memang memungkinkan dalam mengatasi adanya resistensi
terhadap loop diuretik yang dalam hal ini berupa furosemid. Diuretik yang titik
kerjanya di tubulus proksimal mesti dihindari pada pasien heart failure karena
beresiko memicu terjadinya asidosis metabolik. Satu penelitian yang telah
dipublikasi, yang dapat membuktikan efektivitas pemberian kombinasi loop diuretik
dengan spironolakton pada 13 di antara 16 pasien <i>heart failure</i>. Satu pasien
mengalami hiperkalemia (6.6mmol/l) dan azotaemia karena dehidrasi. Dosis yang
diberikan lebih tinggi dari dosis rata-rata biasanya, yakni 100 mg/hari (dosis
rata-rata 25 mg/hari). Meskipun demikian, penggunaan kombinasi dengan spironolakton
tidak direkomendasikan karena penelitian terkait masih terbatas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Pada
Bruyne (2003) dipaparkan bahwa, terdapat 3 penelitian yang membuktikan bahwa
kombinasi dengan tiazid, yang dalam hal ini berupa HCT efektif dalam
menimbulkan diuresis pada pasien yang sebelumnya telah mengalami resistensi
furosemid. Pemberian 25mg HCT terbukti sangat efektif pada pasien dengan CHF
berat yang telah mengalami resistensi furosemid. Hipertrofi dan hiperplasi sel
epitel tubulus kontortus distal menyebabkan peningkatan efektivitas HCT sendiri
yang memblok simporter Na-Cl pada tubulus tersebut. Kemampuan furosemid memblok
25% sodium menjadi optimal ditambah dengan kemampuan HCT memblok 5-10% sodium.
HCT memang memiliki efek natriuretik yang lemah sehingga tidak bisa diberikan
sebagai monoterapi pada pasien dengan CHF kelas III-IV. Kombinasi keduanya
terbukti memiliki efek sinergis yang efektif mengatasi edema pada pasien heart
failure.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Penambahan
HCT pada regimen loop diuretik meningkatkan ekskresi NaCl melalui beberapa
mekanisme. Memang HCT tidak dapat memiliki efek tertentu yang mengubah
farmakokinetik ataupun bioavailabilitas furosemid. Akan tetapi, waktu paruhnya
yang lebih lama dari furosemid berperan mencegah terjadinya retensi NaCl post diuretik yang dapat timbul pada terapi dengan loop diuretik
tunggal seperti furosemid, bumetanid, ataupun torsemid yang kadarnya mulai
berkurang rata-rata setelah 6 jam. Sementara reabsorbsi NaCl di loop of Henle ditekan
furosemid (Feldman, 2006 & Jentzer,
2010).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Pada
penelitian sebelumnya oleh Dromans dan Gerlag (1996) juga membuktikan bahwa
terdapat sinergisme bermakna antara furosemid dan HCT dalam menimbulkan
diuresis. Penelitian dilakukan pada 20 orang subyek yang merupakan pasien CHF
NYHA III-IV yang mengalami edema dengan massa >5kg dan resisten terhadap
furosemid. Pemberian 25-100mg HCT pada subyek selama 3-12 hari menunjukkan
perbaikan yang bermakna meskipun pada pasien dengan gangguan ginjal. Kadar
kreatinin clearence endogen rata-rata
menurun (meskipun tidak bermakna) dari 32.7 ml/min menjadi 27.6 ml/min. Adapun
efek samping yang paling banyak muncul pada subyek penelitian ini ialah
hipokalemi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Sebelum
kombinasi HCT dan furosemid diberikan, dijelaskan pada Bruyne (2003) ada
beberapa hal yang dapat diupayakan pada pasien dengan CHF refrakter, pertama
meningkatkan dosis furosemid. Furosemid merupakan asam organik yang mencapai
lumen tubulus melalui sekresi dengan transporter anion organik tubulus proksimal.
Terganggunya aliran darah renal dan menurunnya aktivitas transporter anion organik
pada pasien dengan gangguan ginjal mengganggu efektivitas furosemid sehingga
konsentrasinya di tubulus renal lebih rendah. Dalam hal ini, peningkatan dosis
furosemid diperlukan untuk mencapai kadar furosemid yang cukup di bagian
tubulus proksimal. Pada penelitian Gerlag dan Meijel, dosis tinggi aman yang
dapat diberikan pada pasien CHF dengan gangguan ginjal berkisar antara 250-4000
mg/hari (oral ataupun IV) tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Ini
berbeda dengan </span>Shankar dan Brater (2003) yang menegaskan bahwa tidak
terjadi perubahan farmakodinamik ataupun farmakokinetik yang berarti pada
furosemid yang diberikan pada pasien CHF (tanpa gangguan ginjal), furosemid
dapat mencapai kadar yang cukup pada reseptornya di ansa henle asenden walaupun
absorbsinya lebih lambat sehingga kemungkinan peningkatan dosis sampai jumlah
maksimal tidak akan memberikan efektivitas diuresis yang berarti.<span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Terganggunya
absorbsi diuretik pada pasien menunda terjadinya konsentrasi puncak furosemid
di urin walaupun bioavailabilitasnya tidak berubah bermakna dibandingkan subyek
normal. Kapasitas vena meningkat dan tekanan arteri pulmoner menurun dalam
beberapa menit pada bolus IV furosemid yang diberikan untuk pasien CHF ec AMI
atau penyakit jantung katup bahkan sebelum diuresis signifikan terjadi. Hal ini
menjelaskan kenapa pasien dengan edema pulmo dapat segera membaik setelah
injeksi furosemid dosis tinggi. Ini dapat dilanjutkan dengan pemberian infus
furosemid untuk mencegah terjadinya retensi natrium post diuretik. Beberapa
penelitian membandingkan efektivitas pemberian furosemid secara bolus yang
diikuti infus ataupun tanpa infus pada pasien CHF. Pada bolus yang diikuti
dengan pemberian infus, dosis furosemid yang diberikan mulai dari 3mg/jam
sampai 200mg/jam, rata-rata 10-20 mg/jam yang menyebabkan peningkatan total
volume ekskresi renal. Akan tetapi, kadar maksimal furosemid lebih rendah
sehingga efek sampingnya dapat diminimalisir.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Pada
pasien yang resisten furosemid, baik peningkatan dosis ataupun pemberian secara
bolus dan infus secara kontinyu tidak menimbulkan diuresis yang bermakna.
Dengan demikian kombinasi HCT-furosemid dapat dipertimbangkan, dengan sebelumnya
memastikan kadar albumin sebagai protein binding furosemid dalam batas normal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 18px;"><i><span style="font-family: inherit;"></span></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><i><span style="font-family: inherit;">*</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><i><b><span style="font-family: inherit;">referensi:</span></b></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Bruyne,
L.K.M. 2003. <i>Mechanisms and management of diuretik resistance in congestive heart
failure. </i></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Postgrad Med J</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">79:268-271</span><span style="line-height: 150%;">).</span><b><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Dargie H., et al. 2011. </span><span style="line-height: 115%;">Oxford Text Book of </span><i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Heart Failure. </span></i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Oxford
University Press: Oxford. p: 3-92<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Dorman,
T. & Gerlag P. 1996. <i>Combination of high-dose furosemide and
hydrochlorothiazide in the treatment of refractory congestive heart failure. </i>The Europan Society of Cardiology. Vol 17,
p:1867-1874.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Feldman, A. 2006<i>. Heart Failure: Pharmacologic
management</i>. Blackwell Futura:
Oxford. p:1-16</span><span style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Felker M. 2011. <i>Loop diuretics in heart failure. </i>Heart
Failure Rev, Springer.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Gunawan, S (ed). 2008. <i>Farmakologi dan Terapi. </i>Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI: Jakarta. hal: 389-397.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Jentzer, J. et al. 2010. <i>Combination of Loop Diuretik with Thiazide-Type Diuretics in Heart
Failure</i>. Journal of Americal College of Cardiology, p: 1527-1531.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoCaption" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: windowtext;">Shankar, S. & Brater, C.
2003. <i>Loop diuretiks: from the Na-K-2Cl
transporter to clinical use</i>. </span><span lang="IN" style="color: windowtext;">American Journal of Physiology</span><span style="color: windowtext;">. </span><span lang="IN" style="color: windowtext;">Vol. 284no. F11-F21</span><span style="color: windowtext;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Wood, A. 2008. <i>Diuretic Therapy. </i>The New England
Journal of Medicine, p: 387-395.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-6671141205599046702013-10-31T21:52:00.001+07:002016-05-29T11:54:52.632+07:00<div style="text-align: center;">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: xx-small;"><b><br /></b></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: xx-small;"><b>"Yang selalu membuatku malu pada Rabbku adalah, </b></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: xx-small;"><b>amalku timpang, ibadahku kurang, tapi karunia-Nya selalu sempurna</b></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: xx-small;"><b>(Fudhail ibn 'Iyadh)."</b></span></span></span></blockquote>
</blockquote>
</div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-18805932422520074282013-09-06T23:46:00.002+07:002016-05-23T14:17:59.781+07:00Pantai Nipah: salah satu pesona Lombok Utara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pantai terbentang luas. Airnya bening, toska gelap. Beberapa perahu nelayan terapung di permukaannya. Tumbuhan laut dan ikan-ikan di antara karang jadi terlihat begitu jelas di bawah sana. Kalau menanjak ke jalanan di puncak tebing, air laut jadi terlihat kayak mozaik gemerlapan yang disiram matahari sore. Ombaknya pelan sekali bergulung-gulung ke arah pesisir kayak bolu gulung. Di tengah laut sana, gili trawangan, meno dan air tampak hijau tua, berbaris rapi. Rasanya pengen banget meluncur ke sana. Tapi sayang, sudah terlalu sore. Matahari mulai condong ke sisi barat langit. Kami pun segera beranjak ke salah satu pantai di ujung sana: Nipah. Jangan sampai ketinggalan sunset.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-SF5p0CkxZQg/V0KmrDVL7wI/AAAAAAAACJw/3HAptCqi-F0h5ZIGLVbytwfhgH-BaPIJACLcB/s1600/malimbu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://1.bp.blogspot.com/-SF5p0CkxZQg/V0KmrDVL7wI/AAAAAAAACJw/3HAptCqi-F0h5ZIGLVbytwfhgH-BaPIJACLcB/s400/malimbu.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sesampai di sana, bau pantai yang bercampur ikan bakar mulai mengental. Beberapa rumahan bambu berjejer di pantai. Asap-asap mengepul dari depannya. Bara api menyala merah terang di perapian. Ikan-ikan laut dikipas-kipas dalam jepitan besi pemanggang. Kami beranjak mendekat ke salah satu perapian, membuka rombong besar ikan warna biru laut. Di dalamnya, ada ikan-ikan besar. Salah satunya ikan beronang. Jari saya memilah beberapa ekor, mencari ikan terenak yang ukurannya paling pas buat porsi berempat.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah urusan ikan kelar, kami melepas tas di salah satu rumahan bambu yang jaraknya beberapa meter dari air pantai. Saya mulai melepas sandal, membiarkan kaki menyentuh lembut dan hangatnya pasir pantai sore. Suara ombak yang mendamaikan, belaian angin, dan megahnya sinar matahari bikin makin betah main. Hampir nggak sadar, kalo mataharinya makin dekat ke garis semu laut. Terancam! Terancam ndak bisa liat penuh sunset gara-gara awan abu tebal yang bertumpuk di kaki langit barat. Kami buru-buru membuka kamera, berusaha mengambil foto matahari setidaknya di momen terakhir sebelum dia ketutup awan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-gxGfCceMHYU/UinugSWfLzI/AAAAAAAABdw/9iqFmnxlUUA/s1600/f10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="207" src="https://4.bp.blogspot.com/-gxGfCceMHYU/UinugSWfLzI/AAAAAAAABdw/9iqFmnxlUUA/s400/f10.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sehabis foto-foto, wangi ikan bakar dan sambal tomat ala Lombok mulai menggoda lidah. Yap, nasi hangat dan ikan bakar sudah disediakan di lantai bambu rumahan. Kami segera mendekat sehabis cuci tangan. Benar-benar masih baru matang. Uap panas tipis nasi putih dan ikan bakar naik perlahan sampai ke atap rumahan yang jaraknya hanya dua meter dari lantai bambu. Kami membuka kulit ikan pelan-pelan, menyubit daging lembutnya yang putih bersih, "hngggggssss, masih panasss +_+"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Saat selesai makan, langit sudah merah gelap. Adzan berkumandang di antara suara ombak. Kami terdiam sejenak menyimak. dan saat selesai.... Well, ba'da adzan wish!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Habis doa adzan,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
satu per satu dari kami mengutarakan harapan...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"<u>Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, biar kapan-kapan bisa balik makan ikan di sini lagi :D"</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u><br />
</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u>"Semoga suatu saat nanti, kita bisa makan bareng lagi kayak gini di pinggir pantai Alexandria :)"</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u><br />
</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u>"Semoga, diberikan jodoh terbaik, di saat yang terbaik. Jodoh yang juga suka jalan-jalan, biar nanti mau diajakin ke sini :D"</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u><br />
</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<u>"Semoga... semoga nanti kita semua jadi dokter yang baik."</u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
dan akhirnya, kita semua serentak bilang "<b>Aaaaaaaaaaaaaaamiiiiin</b>"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kami segera wudhu, shalat di rumahan. Di bawah cahaya venus dan sinar bintang, di dekat ombak yang yang terus berdeburan, dalam pelukan alam yang indahnya luar biasa.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Gelapnya pesisir semakin pekat, kami pun pulang, melaju di antara pantai dan hutan. Sepi, tanpa lampu jalan. Bersyukurnya bisa baik-baik saja sampai di Senggigi yang cantik sekali kalau malam. Nyaris satu jam kemudian, baru bisa sampai Mataram.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Alhamdulillah, tidak tersesat, bisa ketemu jalan pulang ke rumah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Semoga di kehidupan yang sekarang dan selanjutnya, kita juga tidak tersesat, hingga nanti bisa baik-baik saja sampai di rumah, rumah tempat orang tua kita dulu berasal. Rumah yang bahkan tidak pernah kita lihat sebelumnya. Rumah itu, rumah pertama yang Allah berikan untuk kedua orang tua kita saat pertama kali manusia diciptakan :)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
*</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"Haha, seneng deh punya tetangga kayak kalian :D"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"Alhamdulillah, Mbak. Semoga bisa terus tetanggaan sampai akhirat nanti ya :)"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"Aaaaaaaaaamiiiiiiiiiiiin :'D"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-39698232615602479562013-08-16T21:59:00.001+07:002017-06-04T23:33:55.877+07:00Pasien dari Langit<div style="text-align: justify;">
Ini masuk bulan ke lima saya sebagai dokter muda. dan semuanya masih seperti dulu. Ada banyak sekali hal menakjubkan yang sampai berulang kali bikin terharu. Hal-hal menakjubkan yang bikin makin sadar, kalau Allah memang benar-benar Maha Pendengar, Maha Penyayang. </div>
<div style="text-align: justify;">
dan Dia selalu ada, dekat.. sangat dekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*</div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu, tidak jauh berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di ruangan poli, ada dua dokter muda, ngobrol ringan seperti biasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Allah baik banget ya. Pas pengen nolong sungsang, pasien sungsang dateng. Pas pengen vakum, pasien vakum dateng. Padahal pengennya baru dalem hati."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Sudah dapet vakum?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Pernah asisten aja. Ikut narik. Ndak pernah sendiri +_+. </div>
<div style="text-align: justify;">
Eh, itu mau ada kuret ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya kayaknya. Pasien dari nifas."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Pengen ikut."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ikut gih sana."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi kan lagi dinas di poli. Ndak enak mau ijin."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya udah, lain kali aja."</div>
<div style="text-align: justify;">
"..."</div>
<div style="text-align: justify;">
".."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi asik-asik ngobrol, pintu kebuka, ternyata ada pasien ab.inkomplit. dan yep! kuret saat itu juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sehabis kuret, ngobrol-ngobrol lagi, nyelup sama ibu-ibu bidan di poli.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Bu, kalau masang pesarium buat pasien yang prolaps uteri bisa langsung di sini ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, di sini, Mbak. ..... ..... .."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Wah, saya belum pernah ketemu kasusnya, Bu +_+"</div>
<div style="text-align: justify;">
lagi dan lagi, ngobrolnya kepangkas sama pintu kaca poli yang kebuka. dan ternyata..</div>
<div style="text-align: justify;">
yep, pasien prolaps uteri!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Wah, langsung datang pasiennya, Mbak. Kayaknya malaikat denger obrolan kita tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung dibawakan ke sini pasiennya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hehe. Iya, Bu. Malaikatnya baik ya :')"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dan menjelang dzuhur poli tutup. </div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu, DM yang giliran jaga kemudian berubah kostum kuning mentereng, "baju jaga."</div>
<div style="text-align: justify;">
Baru dateng ke VK, langsung disodorin status pasien pro vakum, dan yap, supervisor acc, siang itu akhirnya dikasi vakum sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-Speechless-</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8271838487129832360.post-29447134277313216822013-06-03T23:40:00.000+07:002018-05-21T09:16:27.924+07:00Terbenam<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Gumpalan awan abu-abu terdampar di dekat garis khayal laut yang menyentuh langit. Beberapa perahu nelayan dari jauh tampak mengejar ombak ke arah bibir pantai. Ombak yang jelas lebih gesit sampai, menabrak jejeran batu-batu besar yang bertumpuk-tumpuk membentuk tanjung kecil. Percikan ombak itu kemudian berhamburan ke badan puluhan bapak-bapak yang sedang duduk berbaris memegang pancing di bibir tanjung.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-sJMc32FWdPg/WwIrgbz1YJI/AAAAAAAACXQ/AO113qLEX2sXrzfG5VtqaAsCiPJWqhAoQCEwYBhgL/s1600/IMG_20180407_213548_968.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-sJMc32FWdPg/WwIrgbz1YJI/AAAAAAAACXQ/AO113qLEX2sXrzfG5VtqaAsCiPJWqhAoQCEwYBhgL/s320/IMG_20180407_213548_968.jpg" width="256" /></a></div>
<br />
Di belakang mereka, kami melompat pelan, dari satu batu ke batu yang lainnya, berbincang renyah di tengah suara ombak, sampai akhirnya kami menemukan batu besar yang cukup datar sebagai pijakan. Kami pun berdiri tegak menghadap laut yang saat itu warnanya makin kemerah-merahan, berceloteh lagi, lagi-lagi...<br />
<br />
*<br />
"Kita beruntung ya?"<br />
<br />
"Beruntung? Beruntung kenapa, Mbak?"<br />
<br />
"Beruntung bisa punya kesempatan belajar kedokteran.<br />
Belajar tentang hidup.<br />
Belajar ngadepin banyak orang yang karakternya beda-beda, usianya beda-beda<br />
hampir tiep hari. "<br />
<br />
"Bagus buat persiapan jadi ibu rumah tangga."<br />
<br />
"Heh?????"<br />
<br />
"Lho iya, Mbak.<br />
Kalau sudah belajar ngadepin banyak karakter mulai dari yang usianya bayi sampai orang tua,<br />
artinya pas ketemu keluarga baru kita nanti, kita sudah siap..<br />
Siap ngurus bayi, siap ngurus anak, siap ngurus suami, siap ngurus mertua."<br />
<br />
"Kok topiknya jadi ini +_+"<br />
<br />
"Haha, saya juga nggak tahu, Mbak."<br />
<br />
"Udah ah, pulang aja deh yuk. Udah mau Magribh."<br />
<br />
"Pulang? Ah, Mbak. Mataharinya belum juga tenggelem."<br />
<br />
"+__+"</div>
Rilnia Metha Sofiahttp://www.blogger.com/profile/14486380952360300669noreply@blogger.com0