Satu,
dua
tiga,
empat
lima..
Aku berhitung sendirian,
menyangka setiap detik akan menghapus setiap cerita lama
yang disimak alam..
Tapi aku selalu salah besar,
Kesalahanku tentang menyangka,
membelenggu setiap langkah dan keinginanku sendiri
untuk pergi sejauh mungkin,
ke tempat baru,
ke cerita baru yang penuh warna..
Tidak, aku tidak pernah ingin menemukanmu sekali lagi,
Karena pada kehidupan lain pun, kau punya cerita sendiri yang
kau jalani..
dan aku bangga melihat setiap hal baik padamu..
Kemarin, di sini bencana besar
Minggu malam, saat itu mencekam
Beberapa detik, gempa besar meruntuhkan
Dalam sekejap, banyak orang kehilangan rumah,
harta, pekerjaan, dan orang-orang yang dicintainya..
Pulau ini gelap seketika
Air pantai naik di beberapa tepian pulau,
Semua orang panik karena kabar potensi tsunami gempa malam itu..
Puluhan ribu orang memadati jalan raya, berhamburan, menangis, bertakbir, berteriak
Menjauhi pantai.. berlarian mencari bukit dan titik tinggi..
Meninggalkan semua yang terjebak reruntuhan..
Aku berdiri di depan rumah, tak bergerak kemanapun,
Aku melihat langit, lekat..
Tak ada cahaya terang..
Untuk pertama kalinya setelah begitu lama, aku memahami bagaimana rasanya
ketakutan..
Gemuruh gempa susulan,
kaca-kaca jendela yang bergetar hebat, teriakan semua orang sepanjang malam..
Aku sangat merindukan matahari.
Aku ingin segera pagi.
Aku baru menyadari, kehidupan di sini semu.
Aku tak memiliki apapun,
tidak keluargaku, tidak juga rumahku,
tidak juga siapapun.
No Response to "Fajr"
Post a Comment