September 2024
Aku selalu meyakini bahwa Tuhan menyayangiku, memberikanku yang terbaik, memenuhi apapun yang aku butuhkan, mengabulkan semua pintaku selama itu indah untukku. Bagaimana tidak, berulangkali banyak hal yang baru aku gumamkan dalam hati, dalam waktu singkat Tuhan menjadikannya kenyataan dengan cara yang menakjubkan dalam cerita yang panjang.
Bahkan Tuhan selalu melindungiku, setiap hal buruk yang datang ingin menghampiri, Tuhan hadirkan banyak ciptaan-Nya untuk melindungiku, hampir seluruhnya orang-orang yang tidak pernah aku kenal, pun tidak pernah aku cari. Allah bilang, “Aku sesuai prasangka hamba-Ku.” dan aku berpikir, sayang Tuhan mesti lebih besar dari sayang orang tuaku, karena Tuhan lah yang menciptakanku, bahkan jauh sebelum aku diciptakan di dalam uterus ibuku.
Aku masih ingat saat aku berbisik ke bumi, tentang orang-orang yang aku cinta. Aku berbisik ke bumi, apa yang aku mimpikan. Aku berbisik ke bumi, semoga Allah selalu memelukku juga orang-orang yang aku cinta, dalam kasih sayang-Nya. Aku bercerita pada Tuhan, tentang setiap hal yang aku inginkan. Tiga puluh tahunan di bumi, Allah selalu memberikan apapun yang aku minta pada waktu terbaik, dengan cara yang terbaik.
Bukan siapapun, tapi Tuhanlah cinta pertamaku, cinta pertama yang kemudian menghadirkan orang-orang yang bisa menemaniku selama hidup di bumi: orangtuaku, laki-laki yang mencintaiku, juga anak-anakku. Tuhanlah yang menumbuhkan cinta di dalam sistem limbik mereka, hingga mereka bisa mencintaiku dengan baik buruknya aku.
Memahami itu, membuatku sadar diri bahwa, tugasku adalah mengikuti seluruh aturan yang Tuhan ciptakan, karena pasti seluruh aturan itupun untuk melindungiku, menjagaku, membahagiakanku. Salah satu aturan yang membuatku terkesima adalah aturan tentang perempuan. Aturan yang Allah ciptakan ternyata begitu memuliakan perempuan, yang mulai dari lahirnya sampai dia menikah wajib dinafkahi ayahnya, yang ketika perempuan tumbuh dewasa keindahannya ditutupi karena dia berharga, yang ketika dia disentuh lelaki lain pun lelaki itu harus bersaksi di hadapan mahluk langit dan bumi, atas nama Tuhan, untuk boleh memandang dan menyentuhnya, yang jika bepergian jauh pun Allah memerintahkan harus ada mahrom yang menemani dan menjaganya.
Sayangnya tidak banyak perempuan yang memahami cara sayang Allah untuknya, merelakan dirinya disentuh lelaki lain yang tidak pernah berjanji di hadapan banyak orang, memurahkan dirinya untuk lelaki lain yang tidak berjanji atas nama Tuhan untuk menjaganya. Tuhan mana yang tidak akan kecewa? Sayangnya hanya Tuhan yang punya kuasa menumbuhkan dan mematikan cinta. Aku selalu takut mengecewakan Tuhanku, aku tidak bisa hidup tanpa kasih sayang Tuhan-ku. Aku berpikir, kalau Tuhan nanti kecewa kemudian Tuhan menghapus rasa cinta di sistem limbik orang yang aku cinta bagaimana?
Aku percaya bahwa, mengecewakan Tuhan, artinya mencari keterpurukan untuk diri sendiri, cepat atau lambat hanya tentang waktu, kesedihan dan kegelisahan itu akan menyertai orang-orang yang durhaka pada Pencipta. Tentu bukan tentang keberlimpahan atau kekurangan, karena keduanya tidak berlekatan dengan keberkahan.
Semoga Allah selalu menjaga kita dalam ketaatan, karena ada mahluk lain yang konon bahagia melihat kita jauh dari-Nya.
*
Hidup tanpa menggantungkan diri pada Tuhan itu berat. Menjalani hari-hari seolah-olah Tuhan itu tidak ada, pun sungguh berat. Aku pernah. Sampai aku tersadar, bahwa bukan begitu aturan mainnya. Manusia Allah ciptakan lemah, ternyata memang karena Allah menginginkan mahluk-Nya selalu bergantung pada-Nya.
*
No Response to "Cinta Pertama"
Post a Comment