0 comments

Makkah dan Madinah

Published on Thursday 8 February 2024 in

Aku ingat baik-baik, tentang Mekkah dan Madinah. Beberapa tahun setelah itu, aku ingin sekali ke sana, tapi tentunya, aku tidak ingin mengunjunginya sendirian. Kau tahu, Allah mengabulkan setiap ingin yang aku bisikkan ke bumi. Beberapa bulan yang lalu, Allah memenuhi satu lagi mimpiku: mengunjungi Mekkah dan Madinah, dengan yang tercinta… anak-anak juga ayahnya.


Perjalanan yang benar istimewa. Aku disambut dengan keramahan Madinah. Rasanya seperti pulang ke rumah. Rasanya seperti seringkali sebelumnya aku ke kota ini. Aku tidak paham bagaimana. Tapi aku melangkah tanpa bingung arah, sedikitpun. Aku pun dijamu orang-orang Madinah. Mereka mengantarkan bubur bayi untuk si bungsu, makanan, kurma segar, anggur juga bakso Madinah, setiap hari. Iya, sebagian dari mereka temannya ibu, yang menyambut kami di sini.

Teman ibu, tinggal di Madinah sudah puluhan tahun. Beliau seorang muthowwif yang biasa menemani jemaah umroh ke raudhah. Sepulang dari raudhah setiap pagi, beliau menjenguk kami di hotel: membawakan makanan untuk kami termasuk untuk bayi kami. 

Raudhah, jadi salah satu kepingan cerita spesial untukku dan bayiku. Di saat jemaah pada umumnya dibatasi waktu di raudhah, kami tidak. Begitu memasuki raudhah, dilihat menggendong bayi, askar mengarahkanku ke pojok dekat mimbar baginda rasul. Berjam-jam kami duduk, menidurkan si bayi, menyusuinya, sampai dia bangun lagi. Kami pun keluar raudhah saat muthowif menelfon mencari kami, karena kami berdua terpisah dari rombongan pagi itu. Kemudian sorenya, si sulung dan ayahnya giliran ke raudhah, didampingi tuan guru.

Seminggu kami habiskan hari-hari di Madinah, sampai kami melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Sedih dan haru sekali sore itu, meninggalkan Madinah rasanya seperti pamit pergi lama dari rumah. 

dan Mekkah, labbaik Allahumma umrah.. 




*

Tentang mimpi dan cinta. Tidak ada yang berubah. Juga tentang Mekkah dan Madinah. Kau tak pernah tahu bahwa jauh sebelum ini, aku selalu menulis mimpi-mimpi. Kau tak pernah memahami, bahkan jauh sebelum ini. Aku harus tetap melangkah sendirian sebelumnya, sampai Allah kemudian menghadirkan orang-orang istimewa yang pada akhirnya, menemani, menyempurnakan, tidak meninggalkan. Dengan mereka, aku mewarnai mimpi-mimpi, juga cinta 💕.




Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Makkah dan Madinah"