0 comments

Anak Panah di Tangan Tuhan

Published on Wednesday 15 August 2012 in

Pernahkah kamu mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?  Pernahkah kamu melihat orang-orang yang dulunya berapi-api, tiba-tiba kehilangan semangat?
Pasti pernah bukan? Hahay, saya juga.. sering! Belakangan ini, saya jenuh banget kuliah.. benar-benar dalam titik jenuh yang mengental. Saya sampai males banget buka buku. Parahnya, puncak jenuh itu malah menyelimuti hari-hari yang penuh dengan ujian blok, ujian OSCE, ujian yang sebenar-benarnya ujian akademik selama beberapa tahun terakhir ini di FK. Ya jadilah hasilnya, nilai terburuk sepanjang sejarah kuliah, rekor remedial terbanyak.
Tapi, ada beberapa hal yang membuat saya berusaha belajar memaafkan diri sendiri. Belakangan, memang saya sering bolos kuliah. Padatnya kegiatan bikin saya sering nge-drop. Wajar jadi sering sakit. Bagaimanapun, fisik ini kan punya batas. (Hahaha, alasan saja sebenarnya). Beruntungnya, saya punya orang tua dan sahabat yang selalu saja berusaha menguatkan dengan rangkaian kata yang sungguh bikin adem hati. Itu yang membuat saya bertahan sampai sekarang dan mulai bisa memaafkan diri sendiri.

Salah satu rangkaian kata itu, dikirimkan sahabat saya, “Mega” 9 Agustus kemarin lewat pesan pendek.

Begini kata-katanya:

"Kita bagaikan anak panah di tangan Tuhan"

Ada masa-masa anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan. Ada masanya anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya. Namun, di saat diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya dan ditarik ke belakang sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran. Maka semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh. Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, maka makin cepat pula anak panah itu melesat.

Jadi, jika kau seperti dalam keadaan mundur, bersabarlah. Mungkin Tuhan tengah meletakkanmu di busur-Nya, menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran.

Dan jika kau melihat temanmu tengah mengalami kemunduran, jadilah teman yang baik, dampingi mereka, ikutlah menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.

Kamu, aku, dia dan mereka.. adalah bagai anak panah di tangan Tuhan. Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan.


*Ganbatte! :’)

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Anak Panah di Tangan Tuhan"